Minggu, 31 Januari 2021

KETIKA NEGARA DI-KOMERSILKAN (Kritik Anak Bangsa Terhadap Negara Dan Problematikanya )

Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang, 31 Januari 2021

Muhammad Muqrim (Penulis)
Problem yang dihadapi bangsa hari ini semakin kompleks, kita semua tau bahwa persoalan korupsi, bencana alam, wabah penyakit dan belum lagi persoalan politik yang hari ini dipertontonkan oleh para aktor politk di senayan maupun istana, keberadaan mereka seperti berada didalam sebuah hutan belantara yang tidak ada lagi aturan yang bisa menjadi kiblat dalam berperilaku. Siapa yang kuat itu yang menang dan yang lemah semakin tertindas gambaran negeri ini sedikit menyerupai itu.

Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independen. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain,

Namun yang menjadi fokus sorotan saya adalah persoalan bangsa hari ini, dimana kemudian hampir seluruh sendi sendi kehidupan dinegeri ini negara justru hadir kemudian mengkomersilkan itu. Kasus wabah covid-19 misalnya kalau kita melihat fakta yang terjadi covid-19 yang secara massief mewabah dinegeri ini yang sesungguhnya wabah atau penyakit ini adalah penyakit medis, namun pada faktanya akibat mewabahnya virus covid-19 ini semua lini atau sector ikutan merasakan dampaknya, kalau saya menginstilakan semua ikut sakit.

Kondisi ini kemudian memperparah perekonomiaan, tidak hanya lokal namun secara nasional perekonomian menjadi merrosot akibat dari mewabahanya virus ini, negara kemudian melahirkan kebijakan utnuk memutis matai rantai penyebarannya yang dimana kebijakan ini secara objektif ternyata juga tidak mampu mengurai dan menahan semakin massifnya penyebarannya,

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam hal ini negara adalah PSBB, LOCK DOWN, ISOLASI MANDIRI, RAPID TES yang hari ini kita sama sama tau PPKM dimana kebijakan ini urgensinya adalah membatasi kegiata masyarakat. Dari berberapa kebijakan tersebut kalau dilihat implementasinya itu terkesan dikomersilkan, ada kepentingan bisnis didalamnya kenapa tidak, kita lihat misalnya diawal awal virus ini masuk ke indinesia pemerintah pusat kemudian mengintruksikan setiap daerah untuk melakukan rapir tes massal, waktu itu alat rapit tes yang ada sangat terbatas sehingga kemudian harus mendatangkan alat tersebut dalam jumlah banyak , itu dari luar negeri karena diawal produk deteksi virus corona belum di produksi oleh anak bangsa.

Kemudian pada instansi penerbangan misalnya, setiap calon penumpang wajib mengantongi hasil swab, atau rapid yang menyatakan bebas dari covid dimana biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh calon penumpang. Begitupun dengan warga negara yang hendak keluar daerah mislaanya yang tidak menggunakan jasa penerbangan, ini hanyalah contoh kecil dimana negara di komersilkan.

Belum lagi kita bicara soal vasin sinovac yang kemudian didatangkan dari cina,  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis hasil evaluasi dari laporan uji klinis sementara atau interim tahap III Vaksin Virus Corona buatan perusahaan asal China, Sinovac, pada Jumat (8/1) hari ini.Laporan itu menunjukkan efikasi atau tingkat keampuhan vaksin corona Sinovac sebesar 65,3 persen.

Secara tidak langsung masyarakat memang tidak dibebankan namun perlu di ketahui bahwa, mendatangkan vaksin dari negara cina itu tidaklah gratis, dipilihnya cina sebagai pilihan negara yang gunakan produknya (vaksin) karena perimbanga hubungan bilateral dan hubungan perdagangan kedua negara yang lebih baik di banding negara negara lain yang memproduksi vaksin covid-19 yang sama.

Penyataan Bapak Eric Tohir menteri BUMN, mengapa harus berburu vaksin sampai kecina ?  

Sementara ada negara lain yang memproduksi vaksin yang sama, bahkan harga yang jauh lebih murah dibanding dari negara cina misalnya.

Salah satunya adalah menjaga hubungan perdagangan antar dua (2) negara yang selama ini sudah terjalin dengan baik, begitupun hubugan bilateral kedua negara yang semakin hari semakin membaik.

Namun disisi lain dibutuhkan anggaran yang begitu besar untuk bisa mendatangkan vaksin sinovac ini, negara mengambil dana dari mana kalau buka dari APBN dan APBN itu bersumber dari mana ? tentu kita sama-sama tau bahwa salah satu sumber pendapatan negara yang kemudian masuk dalam batang tubuh  APBN  adalah pajak dan retribusi yang dibayarkan oleh rakyat indonesia, artinya bahwa kita tetap dibebankan biaya untuk mendatangkan vaksin sinovac ini meskipun secara tidak langsung. Inilah bertuk nyata negara dikomersilkan.

Sekian…!!!

 

Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210105163333-20-589783/bpom-umumkan-hasil-uji-klinis-sinovac-efikasi-653-persen

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200831115558-37-183232/erick-thohir-beberkan-alasan-berburu-vaksin-covid-19-ke-china

 

 


0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim