Minggu, 24 Januari 2021

POLITIK, NEGARA DAN DINAMIKNYA


Oleh : Muhammad Muqrim

Bontang: 23 Desember 2020

Pada tanggal 22 Desember 2020 presiden jokowi dodo mengumumkan keputusan perubahan kabinetnya, pemerintahan Jokowi - Maaruf yang merupakan pemenang pemilu presiden 2019 yang lalu diisi oleh representasi capres dan cawapres yang kalah dipemilu lalu, kalau dalam politik diistilahkan sebagai rival politik atau lawan politik.

Kenapa bisa demikian ?

Jokowi menurut hemat saya bahwa ini kemudian dilakukan kepentingannya lebih kepada menciptakan stabilitas politik diera kepemimpinannya,  sehingga kedepannya tidak ada lagi kegaduhan politik yang kemudian mengganggu konsentrasi aparatur dalam menjalankan fungsi funsinya, pertimbangan ini tentu ketika kita menarik benang merahnya yang menjadi pijakan utama adalah kepentingan negara diatas segala galanya. 

Pada sisi politisnya, ada efek domino yang menguntungkan pemerintahan jokowi, kekuatan politik parlement partai pendukung pemerintahan semakin gemuk sehingga dalam setiap kebijakan kebijakan pemerintah tidak mudah untuk di cekal ketika masuk pada wilayah legislatif yang kita ketahui dan pahami bersama bahwa secara kewenangan  legislasi, pengawasan dan keuangan. Kondisi ini sangat memberikan kemudahan dan akses bagi jokowi sebagai presiden untuk melakukan konsolidasi dan  penggalangan kekuatan politik.

Tidak hanya itu saja, ketika kondisi ini mampu dijaga dan di rawat oleh presiden  joko widodo hingga masa jabatannya berakhir, tidak menutup kemungkinan kepentingan politiknya akan mudah dikomunikasikan, melihat peta kekuatan saat ini dimana salah satu gerbong politik yang kuat  untuk pertarungan politik mendatang di 2024 itu adalah prabowo subianto. Tentu sebagai politisi kawakan sekelas joko widodo tidak akan luput dari situasi seperti itu

Namun terlepas dari dinamika dan asumsi asumsi politik yang berkembang hari ini, saya melihat bangsa ini sepertinya sudah bertransformasi secara perlahan dari sisi politik. Perubahan ini menunjukkan bahwa  demokrasi kita hari ini sama mengalami perubahan yang positif dalam sejarah bangsa ini. 

Sejarah bangsa ini mencatat bahwa setiap momentum atau kontestasi politik baik itu momentum pemilu presiden dan pemilu kada walikota dan wakil walikota, bupati dan wakil bupati, muaranya pasti akan melahirkan penguasa dan oposisi, ini sudah menjadi tradisi dan budaya politik negeri ini dari sejak bangsa ini menyatakan kemerdekaannya, pemerintahan orde lama, orde baru dan reformasi bahkan di masa transisi system politik  reformasi ke demokrasi kepemimpinan BJ. Habibi, Gusdur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono masih terasa kebaradaan partai oposisi yang menjadi batu sandungan pemerintah yang berkuasa.

Wujud dan implementasi nilai nilai kebenekahan itu terlihat sangat jelas dalam situasi politik dan bernegara hari ini, sikap toleransi merupakan nilai luhur bangsa ini terwujud nyata dalam penyusunan kabinet presiden joko widodo, tentu ini harus terus dirawat dan dijaga dengan baik, kedepannya kita sebagai anak bangsa, generasi penerus dan aset terbaik bangsa yang lahir dan tumbuh besar dengan budaya warisan ketimuran ditengah masyarakat  yang plural tetap utuh dalam bingai negara kesatuan republik indoneisia.

Indonesia hari ini mencatat sejarah baru dalam penataan birokrasi pemerintahan, strategi politik yang diterapkan oleh penguasa dalam menyusun kabinet mentri yang bertugas sebagai pembantu presiden dalam mewujudkan sebuah negara yang berdaulat, pemerintahan yang baik sudah sangat tepat dan ini membuktikan bahwa perbedaan pandangan secara politik bisa disatukan ketika kepentinganya atau orientasinya sesungguhnya cenderung sama yaitu ketuhan bangsa dan negara.  

Tidak hanya di level nasional harus seperti ini, pada tingkatan yang paling bawahpun sudah harus menjadikan ini sebuah landasan utama dalam menyusun dan menjalankan roda pemerintahan, jangan lagi perbedaan pandangan politik yang sesaat (Kontestasi Pilkada) menjadi noda untuk mewujudkan nilai nilai luhur bangsa ini.

Cara pandang dalam konteks politik yang menurut saya  sangat konvensional itu harus ditinggalkan, kedewasaan berpolitik itu harusnya lebih ditonjolkan dengan tidak menjadikan ajang perebutan kekuasaan atau kontestasi politik itu sebagai cikal bakal lahirnya konflik konflik baru yang pada akhirnya mengakibatkan stabilitas politik dalam birokrasi pemerintahan itu terganggu.

Wajah baru politik dinegeri ini memberikan harapan yang begitu cerah dimasa masa yang akan datang bagi pendatang pendatang baru (Politisi)  untuk memerikan kontribusi politiknya tanpa harus disibukkan oleh dinamika politik tanpa orientasi dan konflik horisontal yang bermuatan politik berkepanjangan. 

Selamat bekerja para kabinet baru pembantu presiden dalam mewujudkan sebuah negara dan bangsa yang berdaulat, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

"PEMERINTAHAN YANG BAIK AKAN MELAHIRKAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN YANG BAIK PULA" 












0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim