Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang : 04 Desember 2020
Menjelang
hari H pencoblosan yang semakin dekat, dinamika politik kontestasi pemilu kada semakin memanas dan berpotensi
menimbulkan gesekan yang berujung konflik horizontal (bentrokan antar
masyarakat), potensi itu saya kira bisa dirasakan oleh BAWASLU dan ketika itu
terjadi tentu akan menganggu stabilitas dan kondusifitas kota ini dan juga kinerja penyelenggara dalam mensukseskan
pemilu kada yang damai dan berintegritas.
Ketika
kita melihat dan memaknai prosesi demokrasi atau kontestasi politik ini sebagai
ajang perebutan kekuasan maka tentu disitu akan ada sebuah pertarungan, entah
itu pertarungan secara tertutup atau terbuka (startegi politik) kita sama sama
mengetahui bahwa kontestasi politik di Kota Bontang ini hanya di ikuti oleh dua
peserta saja, tentu tensinya dari sisi politik sangat tinggi, hingga potensi-potensi gesekan itu akan mudah
terjadi bahkan dengan sebuah persoalan persoalan yang sepele sekalipun awalnya.
Beberapa
hari yang lalu terjadi penyerangan ke kediaman Calon Wakil Walikota Bontang
Bang Joni Muslim, itu merupakan gejolak awal menurut saya dan tidak menutup
kemungkinan kejadian serupa akan terjadi lagi Ketika tidak dilakukan pembenahan
atau Langkah-langkah prepentif (pencegahan) oleh pihak-pihak yang punya
tanggung jawab dalam rangka menjaga kondusifitas, menciptakan pilkada damai
yang berintegritas, gejolak dan potensi konflik harusnya sudah bisa di petakan
oleh BAWASLU apalagi didalam kubu pengawasan ada namanya Sentra Penegakan
Hukum Terpadu (Gakkumdu) merupakan tiga lembaga yang menangani masalah pelanggaran
tindak pidana pemilu. Terdiri dari Kepolisan, Kejaksaan, dan Bawaslu. tergabung
dalam mengawal prosesi demokrasi yang berlangsung hari ini.
Kenyataannya
ternyata tidak demikian, banyaknya terjadi pembiaran dilapangan sehingga integritas
Lembaga bawaslu pun kemudian dipertanyakan, bahkan sampai pada tuduhan afiliasi
kesalah satu kandidat. Ini tidak bisa dipungkiri karena saking banyaknya fakta
pelanggaran yang terjadi dilapangan terkesan diabaikan.
Kita
lihat misalnya salah satu contoh bentuk pembiaran terkait dengan meraja lelanya
tim paslon yang mengatas namakan satgas anti money politik yang melakukan
penindakan penggeledahan terhadap tim paslon lain tanpa mengindahkan norma
norma hukum yang berlaku, bahkan melebihi kewenangan bawaslu selaku pengawas
dalam penyelenggaraan pemilu kada kali ini.
Diberbagai
media sosial banyak yang terindikasi melakukan politik transaksional/money
politik secara terang terangan namun tidak melakukan Tindakan apa-apa bahkan
Tindakan prepentif pun tidak dilakukan.
Dan
banyak lagi yang lain yang tidak mesti saya sampaikan satu persatu, ini tidak
bisa dibiarkan berlarut larut. Perlu ada sebuah Langkah prepentif (pencegahan)
yang dilakukan pihak Bawaslu dalam menyelesaikan dinamika yang teradi
dimasyarkat hari ini.
Kita
tidak menginginkan terjadinya gesekan antara tim satu dengan tim yang lain, ini
kota yang sangat kecil beragam etnis didalamnya dan semuanya adalah teman
bahkan saudara, kita masyarakat sebagai budak demokrasi jangan dibiarkan
menjadi korban lagi, harapan kita adalah kontestasi ini mampu mendewasakan kita
dalam menyikapi dinamika politik dengan perbedaan pilihan tapi tidak
menghilangkan semangat persaudaraan dan kekeluargan untuk membangun kota ini
semakin lebih baik.
Ketika
itu kemudian dibiarkan berlarut larut sama saja BAWASLU melegitimasi
proses proses yang menodai pesta demokrasi hari ini. Tentu kami tidak akan
tinggal diam Ketika itu kemudian berlanjut. Sekali lagi perlu ada sikap yang
tegas dari bawaslu dalam menyikapi dinamika politik hari ini, jangan melakukan
pembiaran terhadap individu, kelompok tertentu menodai proses demokrasi yang
berlangsung hari ini.
#AliansiPeduliDemorasi
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim