Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang,
13 September 2020
Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat !!! itulah makna dari system politik yang di anut oleh bangsa ini yakni demokrasi. Demokrai dinilai sebagai bentuk yang sempurna oleh para penganut demokrasi sebagai system politk dalam melaksanakan pemerintahan berbangsa dan bernegara, ruang ini kemudian diberikan kepada segenap masyarakat bangsa ini untuk saling bekompetisi dalam setiap perebutan kekuasaan baik skalanya nasional, regional dan darah.
Dalam pertarungan perebutan kekuasaan disetiap levelnya senantiasa kita lihat dan menemukan kondisi dimana Setiap masing masing para kontestan pesta demokrasi politik di negeri ini punya misi untuk memenangkan perebutan kekuasan tersebut.
Bagaimana para kontestan mampu mewujudkan misinya tersebut ? Dan seperti apa cara dan metode yang mereka gunakan dalam pertarungan perebutan kekuasaan tersebut hingga sampai pada titik kemenangan yang mutlak dan konstitusional ?
Tentunya masing masing memiliki cara atau metode tertentu dan strategi yang mempuni untuk bisa menjadi pemenang dalam pertarungan perebutan kekuasaan yang bagi mereka politisi menganggap sebagai perwujudan dari sebuah tujuan atau cita cita mereka untuk terjun dalam dunia politik dimana kekuasaan merupakan tujuan akhir dari pada proses pencapaian sebuah karir politik..
Kepala daerah ketika Melihat secara politis posisinya sangtlah strategis bagi mereka yang memiliki ambisi dan cita cita untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan, dimana kepala daerah mampu menjadi sosok yang berpengaruh dalam menciptakan sebuah iklim yang berdasarkan apa yang kepala daerah inginkan. Tentunya tetap taat akan asan serta aturan (Pancasila sebagai ideologi bangsa dan uud sebagai pedoman ) yang sdh menjadi ketetapan dalam menjalankan pemerintahan berbangsa dan bernegara.
Jabatan
kepala daerah baik itu bupati dan walikota tentunya jabatan tersebut merupakan
jabatan politis dimana mereka dipilih langsung melalui pemilu yang
diselengarakan oleh pemerintah untuk rakyat dalam rangka memilih pemimpinnya,
namun jauh sebelum mejadi kontestan dalam pemilihan tersebut, untuk bisa
menjadi peserta pilkada, tentu wajib
untuk Melawati beberapa tahapan ritual politik dimana telah diatur dalam
rumusan peraturan perundang undang tentang pemilihan umum baik itu adalah
pemilihan presiden, gubernur dan bupati dan walikota.
Prosesi
untuk menetapkan keterwakilan partai politik mengikuti kontestasi pemilu kada
tidaklah sesederhana pemilihan ketua RT
atau Kepala Desa, dalam menetapkan kandidat keterwakilan partai, tentu pilihan
partai adalah merupakan kader yang terbaik dimana berdasaran penilaian partai
dengan berbagai pertimbangan yang secara politis sudah barang tentu
menguntungkan bagi partai itu sendiri dan juga untuk kepentingan umum.
Kualitas, kuantitas, loyalitas dan kredibilitas kandidat sudah barang tentu
tidak diragukan lagi, dengan menetapkan itu kewajiban partai politik sebagai
komponen pesta demokrasi selesai, tahapan berikutnya adalah penetapan sebagai
peserta pemilu oleh penyelenggara pemilu yakni KPU (komisi Pemilihan Umum), proses
yang berjenjang baik itu terkait dengan ritual politik di partai politik
sendiri sebagai komponen politik untuk mengusung calon berdasarkan regulasi serta
proses administrasi untuk menetapkan
sebagai peserta tentunya semua itu merupakan bagian dari proses berdemokrasi
dalam rangka perebutan kekuasaan di negeri ini.
Berada dalam situasi seperti itu tentu kandidat harus di tuntut untuk mampu mengkonsolidasikan dukungan partai demi untuk memenuhi kuota dukungan berdasarkan syarat dan ketentuannya, bahkan tidak hanya demi syarat dan dukungan itu saja bahkan kandidat dituntut untuk mamapu memikat partai sebanyak banyaknya untuk memberikan dukungan sehingga peluang kandidat lain yang ingin berkompetisi tertutup rapat.
Ketika strategi politik seorang kandidat SDH mampu mewujudkan apa yg di atas, bisa dipastikan bahwa dia sudah memenangkan pertarungan satu langkah, langkah selanjutnya adalah bagaimana kandidat mamapu untuk mikat rakyat sebagai objek politik selaku pemilik hak suara yang menjadi legitimasi pemenang pertarungan kekuasaan itu.
Ini lebih tidak mudah lagi dilakukan, sebagaimana masyarakat kita saat ini sdh mampu untuk memposisikan diri sebagai objek politik dan mampu untuk melakukan analisis terhadap kontestan berdasarkan pengalaman pemilu sebelum sebelumnya. Dari sebagian analisis politik negri ini memetakan karakteristik pemilih dengan tiga kategori di antaranya pemilih tradiaional, pemilih cerdas dan pelilih pragmatis. Di era milenial saat ini tidak lagi relevan menurut saya. Karena dengan diperhadapkan dengan pengalaman pengalaman dan Keikut sertaannya sebagai peserta memilu sebelum sebelumnya akhirnya peningkatan cara berfikir dan analisisnya mampu menjadi objek politik yang cerdas.
Yang lebih relevan saat ini ketika kita mempolarisasi karakteristik pemilih adalah dengan membedakan antara pemilih cerdas dan pemilih pragmatis.kedua karakter ini merupakan wujud dari sifat dan karakter masyarakat kita dalam menghadapi memontum politik dan pesta demokrasi lima tahunan.
Pragmatisme politik tidak bisa di hilangkan di bumi nusantar ini, selama kesejahteraan belum seutuhnya dirasakan segenap masyarakat Nusantara. Kesejahteraan bagi saya merupakan bagian dari syarat dalam menciptakan politik yang bersih dan politik yang bermartabat.
Tidak jarang kita temui dalam setiap visi dan misi kandidat, kesejahteraan merupakan point penting. Mengapa kesejahteraan itu kemudian menjadi point yang sangat penting bagi semua kandidat. Karena disetiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik itu di daerah, kesejahteraan merupakan cerminan dari sebuah keberhasilan suatu daerah dan tentunya secara politis keberhasilan itu adalah keberhasilan kepala daerah yang mampu menjadi pemimpin daerah yang bisa mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan rakyat yang menjunjung tinggi rasa keadilan. Itulah kenapa issue kesejahteraan itu selalu menjadi poin keramat dalam setiap kontestasi perebutan kekuasaan baik di level nasional, regional dan daerah.
Tidak mudah bagi kandidiat untuk mengusung visi dan misi yang efektif serta mampu menjadi sebuah pesan politik yang menguntungkan dirinya dan menjadi alasan masyarakat untuk bisa menentukan pilihan politiknya. menciptakan sebuah narasi tentang bgaimana mensejahterakan masyarakat dengan perjuangan melalui jalur politik memang tidaklah mudah untuk dilakukan, dibutuhkan sebuah kemampuan dan pemikir yang luar biasa dalam melakukan analisis serta merekontruksi apa yang akan dijadikan sebagai pesan politik untuk disampaikan, kemudian diciptkan dengan sebuah narasi yang sederhana namun logis dan mampu dipahami secara mudah oleh pemilih dan pada akhirnya narasi tersebut mampu merubah cara pandang dan pilihan politiknya diakhir.
Kesejahteraan
akan selalu menjadi poin penting dan
bisa dikatakan sebagai poin yang sacral untuk untuk mereka wujudkan ketika
terpilih, karena kesejahteraan itu sendiri tidaklah berdiri sendiri, dalam
mewujudkan kondisi masyarakat yang sejahtera serta berkeadilan dibutuhkan kesejahteraan di masyarakat yang sesungguhnya,
membutuhkan sebuah dukungan secara politik, moral seluruh element daerah serta
konsistensi dan soliditas dalam
menjalankan dan menjaga dan mendukung segala bentuk keputusan dan kebijakan
daerah dalam rangka perwujudan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
0 comments:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim