Senin, 08 Februari 2021

PAGUNG BUTUH PERHATIAN (Potret KOTAKU Kota Tanpa Kumuh)

Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang, 08 Februari 2021

Potensi pariwisata yang Nampak begitu nyata didepan mata tercipta secara alami di miliki oleh kawasan perkampungan pagung begitu sangat luar biasa, ketika kita berada di pinggiran perkampungan ini, tepatnya di bibir pantai yang di apit oleh rimbunnya pepohonan mangrove sepanjang garis pantai, kita akan melihat pemandangan yang begitu elok, baik mata yang memandang, begitupun hati yang merasakan betapa indahnya alam ciptaan yang maha kuasa tersebut. 

Pagung yang memiliki  keindahan alam yang menyejukkan suasana hati seketika, apabila di siang hari, kita akan melihat indahnya pemandangan hamparan lautan dan pulau-pulau kecil disana, dan di malam hari kita akan di suguhkan oleh indahnya pemandangan gemerlap lampu-lampu perusahaan produsen gas PT. Badak LNG, begitupun lampu-lampu yang kelihatan sama indahnya dari perusahaan penyedia listrik ,PLTU teluk kadere yang tepat berseblahan di lokasi ini. 


Akses jalan kayu yang dulunya berdiri sangat kokoh kini semakin rapuh tidak terawat, bentangan yang menjulang kearah lautan sepanjang 500 meter dimana fasilitas jembatan ini adalah akses jalan yang  di bangun oleh pemerintah Kota Bontang menggunakan anggaran APBD, tapi sayang seiring berjalannya waktu jembatan inipun lapuk termakan usia tanpa adanya sentuhan tangan manusia sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah selaku pemilik asset tersebut. seolah di abaikan begitu saja...!!!

Merujuk pada Perataturan Daerah Kota Bontang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi Wilayah Pesisir Dan Laut Bagian Ketiga Hak, Kewajiban Dan Larangan Paragraf Satu (1) Hak Pasal 8 poin sampai c, Paragraf Dua (2) Pasal 9 Poin a sampai c dan Paragraf Tiga (3) Pasal 10 Poin a sampai m.  Tentu pemerintah punya hak dan kewajiban untuk mengembangkan kawasa yang dimaksud dan melarang pihak-pihak lain untuk merusak kawasan dan di maksud.

Apakah potensi yang luar biasa ini harus terabaian begitu saja ? daerah pesisir yang bernilai ekonomis kemudian berpotensi besar bisa menjadi salah satu sumber penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD).  Kota Bontang wajib melirik potensi pariwisata yang ada ini, keberadaanya tidak membutuhkan biaya besar untuk bisa menjadi destinasi wisata penyumbang PAD.

Namu pertanyaanya, Apakah pemerintah sudah menyadari bahwa pagung itu adalah salah satu destinasi wisata yang potensial. Mungkin perlu pemerintah untuk datang melihat sekaligus mengkaji potensi-potensi yang ada disana. sangat disayangkan kalau itu kemudian terabaiakan dan dikorbankan untuk kepentingan pembangunan industri kelak. Pemerintah harus lebih peduli lagi.

Bentuk ketidak adilan dan ketidak pedulian pemerintah terhadap gusung di keluhkan oleh warga sekitar, misalnya kelompok masyarakat yang menamai dirinya Lembaga Keswadayaan Masyarkat “Damai Abadi” misalnya. Mereka membaca keadaan sekitar bahwa daerah kami ini sangat potensial untuk dijadikan destinasi wisata, namun sayang perhatian itu sepertinya jauh di pelupuk mata. Beberapa kali mereka mencoba menyurat untuk perbaikan jembatan yang sudah mulai lapuk dan rapuh namun respon pemerintah tidak ada juga sampai hari ini, begitupun dengan perusahaan  yang punya kewajiban menyalurkan CSR sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap  daerah baferzone.

Masyarakat merasa resah, ditambah lagi dengan adanya rencana masuknya investasi ke pagung untuk pembangunan pabrik, entah itu pabrik apa namanya. Mereka tidak ingin keindahan alam yang mereka miliki saat ini itu rusak karena keberadaan investasi, merka tidak ingin ekositem alam sekitar mereka yang selama ini mereka jaga dan rawat rusak karena ivestasi. Tidak masalah soal investasi itu masuk ke pagung selama tidak merusak tatanan yang sudah ada, baik itu soal potensi wisatanya maupun ekositem alam yang sudah ada hari ini.

Kami tidak ingin itu rusak, kami ingin keberadaan investasi itu itu terintegrasi dengan pengembangan destinasi wisata di perkampungan kami. investasi jalan potensi daerah yang bernilai ekonomis juga bisa selaras, itu yang mereka inginkan. kata Ammang Awaluddin (Nama Facebook) yang merupakan warga yang bermukim di pagung dan bagian dari kelompok masyarakat "Damai Abadi".

Sekian…!!! 

 

 


0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim