Sabtu, 03 September 2022

GAGAL KONSOLIDASI KE-I DAMPAK TERHADAP DPD I PARTAI GOLKAR KALTIM PASCA HENGKANGNYA MAHYUDIN, ELIT GOLKAR KALTIM KE PARTAI PERINDO

Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang, 03 September 2022

Dr. H. Mahyudin, ST., MM. adalah politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia periode 2019-2024.

Pria keturunan Bugis dan Banjar ini adalah politisi dan petinggi dari Partai Golongan Karya (Golkar). Mahyudin adalah Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar periode 2009-2015. Berada di no.urut 1, Mahyudin terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dengan jumlah suara 91.623 mewakili daerah pilihan Kalimantan Timur pada pemilihan legislatif April 2014 lalu.  Pada periode 2009-2014 Mahyudin bertugas sebagai Ketua Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, ekonomi kreatif, pariwisata, pemuda dan olahraga dan juga di Komisi III DPR-RI yang membidangi hukum, HAM dan keamanan.

Mahyudin adalah suami dari Agati Sulie Mahyudin, Anggota DPR-RI periode 2014-2019 di Komisi II. Mahyudin adalah mantan Bupati Kutai Timur periode 2003-2005 menggantikan Awang Faroek yang menjadi Gubernur Kalimantan Timur

Di 2014-2019, Mahyudin bertugas di Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri & otonomi daerah, aparatur & reformasi birokrasi, kepemiluan dan reforma agraria. Namun, Maret 2015, dari surat edaran fraksi Golkar, ia telah dipindah ke Komisi I. Januari 2016, ia dimutasi kembali ke Komisi II.

Rekam jejak politik beliau menegaskan bahwa beliau merupakan salah satu figur/elit partai golkar di kalimantan timur, beliu selain berkontribusi membesarkan partai golkar kaltim, beliau juga berhasil melenggang ke senayan yang mana praktis tanpa hambatan, yang artinya bahwa beliau memang salah satu tokoh kaltim yang sangat populer.perpindahan dirinya dari partai golkar ke partai perindo tentu akan memberikan  dampak buruk terhadap keberlangsungan partai golkar Kalimantan timur di kemudian hari.

Hal ini ketika melihat dari lumbung-lumbung suara partai golkar yang merupakan bawaan beliu dan koleganya  yang tentunya akan tergerus habis. Tadinya lumbung suara ini merupakan kekuatan partai golkar Kalimantan timur, kemudian bisa dipastikan akan berpindak menjadi sebuah kekuatan baru untuk partai dimana dirinya bernaung saat ini yakni partai perindo, terutama di daerah bontang, kutim dan berau yang disinyalir merupakan basis dan kekuatan plitik beliau dari masa kemasa.

Sangat disayangkan sekali hal ini bisa terjadi, melihat kejadian ini tentu akan muncul persepsi publik bahwa partai golkar kalimatan timur gagal melakukan konsolidasi kekuatan kepartaian  pada level struktural maupun level grassroot sehingga berbagai polemikpun bermunculan yang pada akhirnya berujung pada sebuah polemik yang berkepanjangan di internal seperti yang kita lihat saat ini. Perlu sebuh evaluasi yang mendalam dan menyeluruh oleh DPP kenapa hal demikian terjadi berulang ulang dan seolah DPP pun seakan menutup mata akan kejadian ini. Sebagai kader tentu saya melihat bahwa ini merupakan ancaman serius atas eksistensi dan kebesaran partai golkar di Kalimantan timur saat ini.

Upaya yang dilakukan oleh pendahulu partai golkar dalam rangka membangun dan membesarkan partai golkar dikalimantan timur seketika hancur di bawah manajerial dan kepemimpinan yang salah. Banyak hal yang terjadi di kubu partai golkar Kalimantan timur hari ini yang potensi merusaknya lebih besar.

Next Gagal Konsolidasi Ke-II……

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim