Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang,26 April 2022
Seratus Hari pemerintahan Basri-Najirah tepat pada hari ini 26 April 2022, setahun berlalu pemerintahan ini, begitu banyak menyisahkan problem dimasyarakat hingga pada tatanan kebijakan.
Dari sudut pandang saya melihat bahwa, pemerintahan atau kekuasaan basri-najirah hari ini sedang meraba raba atau sedang mencari formulasi yang sekiranya bisa membuat sebuah tatanan yang baru di masyarakat baik itu di kelompoknya sendiri maupun pada kelompok lain yang tentunya tidak bisa kita pingkiri bahwa, sampai detik ini uforia pilkada itu masih sangat hangat di benak para pendukung basri-najirah.
Tatanan itu sampai detik ini belum ketemu titiknya, sehingga gesekan gesekan yang terjadi hari ini pasca pemenagan pada pilkada kemarin terkhusus di kelompok kelompok relawan masih saja terjadi gesekan, gesekan itu tidak dalam wujud fisik tapi lebih kepada persoalan akomodatif kepentingan masing-masing kelompok relawan yang mengklaim dirinya berkontribusi besar atas kemenangan tersebut.
Hal seperti ini sudah menjadi tradisi pasca pilkada, dan seorang kepala daerah tidak mungkin hanya memikirkan persoalan ini saja, persoalan yang lebih besar ada didepan mata yang sesungguhnya yang justru membutuhkan dukungan yang nyata oleh para relawan. Harus di akui bahwa gejolak kejolak itu mengindikasikan bahwa basri-najirah gagal melakukan konsolidasi pasca pilkada, sepertinya memang konsolidasi itu tidak berjalan dengan baik untuk menggalang kembali kekuatan kekuatan tersebut dalam rangka mengawal dan merumuskan kebijakan kebijakan strategis untuk mewujudkan janji politik di masa kampanye sebelumnya.
Saya menilai bahwa kerja-kerja politik para tim dan relawan ketika melihat kondisi hari ini adalah kerja kerja politik transaksional, pragmatis yang syarat akan kepentingan antar kelompok saja. bukan kerja kerja politik yang pada umumnya dilakukan oleh tim dan relawan dimana sebuah kemenangan pada kontestasi pilkada adalah kemenangan awal, kemenangan yang sesungguhnya itu adalah mengawal pemerintahan yang ada hari ini hingga akhir masa jabatan berakhir.
Ada tanggung jawab moral, sosial dan politik melekat pada diri seorang pemenang baik itu kandidat, tim dan bahkan relawan. Keterpilihannya karena mayoritas penduduk kota ini memilih dan menginginkan kandidat itu sebagai pemenang yang mana pilihan itu berangkat dari sebuah narasi janji politik yang di sampaikan oleh tim bahkan relawan di setiap ada kesempatan. Hal itu tidak bisa dipungkiri oleh para relawan dan tim pemenangan dan tanggung jawab untuk merealisasikan janji itu tidak hanya ada pada kandidat yang terpilih tapi itu juga merupakan tanggung jawab yang melekat dalam diri masing masing tim dan relawan sebagai perpanjangan tangan kandidat untuk menyampaiakan janji politiknya ke konstitwen/ pemilih.
Hal sederhana ini terkadang di abaikan oleh para tim dan mungkin juga sang kandidat menganggapnya sama bahwa hal itu bukanlah hal yang esensi dalam kerja-kerja pemenangan. Allahu Alam.
***Basri-Najirah Harus Melakukan Rekonsiliasi****
Gejolak yang terjadi di internal mengindikasikan bahwa keadaan sedang tidak baik baik saja, perlu melakukan langkah prepentif sebelum semuanya menjadi krodit.
Setahun pemerintahan basri najirah semestinya sudah tidak lagi berurusan soal bagaimana tentang kelompok satu dan kelompok yang lain, setahun pemerintahan itu semestinya sudah memperlihatkan progres pembangunan. Perlu ada tim rekonsiliasi untuk membenahi persolan ini, hal seperti ini tidak bisa di abaikan begitu saja, walau bagaimana pun mereka juga adalah orang orang yang punya kontribusi nyata atas apa yang telah menjadi pencapaian basri-najirah hari ini.