Jumat, 05 Juli 2024

TIDAK ADA WALIKOTA TERPILIH DUA KALI PADA PEMILIHAN LANGSUNG “LEWAT JALUR PARTAI”

Oleh : Muhammad Muqrim
Bontang, 4 juli 2024




Ada warisan masa lalu atau tradisi menarik disetiap perhelatan kontestasi politik di Kota Bontang, dimana selain Walikota pertama terpilih karena pemilihan lewat Lembaga legislatif dan terpilih kedua pemilu secara langsung lewat jalur partai.


Adegium tidak ada Walikota terpilih dua kali merupakan argumentasi yang mudah terbantahkan karena tidak ada yang bisa menjadi rujukan atau pembanding dari kontestasi ke kontestasi selama Kota Bontang menjadi Daerah Otonom yang melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung di setiap 5 tahun sekali.


Petahana Walikota kedua tidak terpilih untuk periode keduanya adalah sebuah keniscayaan saat itu, karena saat itu seluruh partai politik selain partai Hanura berkoalisi mengusung petahana Alm. Ir. Adi Darma, secara hitungan hitungan politik electoral partai politik tidak akan terkalahkan, namun faktanya sang petahana terkalahkan oleh pasangan usungan rakyat/jalur perseorangan ( Ne-Bas) 


Kemudian  petahana Walikota ketiga dr. Neni moernaeni yang sama diusung oleh partai mayoritas selain partai PKB dan PDIP juga terkalahkan oleh koalisi partai minoritas yang notabene merupakan Walikota saat ini bapak Basri Rase.


Dinamika perpolitikan di Kota ini ketika berkaca pada uaraian singkat diatas begitu sangat dinamis dan tidak ada yang bisa menjadi rujukan soal narasi tidak ada Walikota terpilih dua kali, karena belum ada petahana yang maju lewat jalur perseorangan kemudian terkalahkan, jadi teori itu gugur dengan sendirinya.


Pasangan Basri-Chusnul yang memilih jalur perseorangan menyadari betul akan polarisasi dan  juga perkembangan politik kekinian serta dinamika yang ada saat ini, keputusan politik ini bukan keputusan politik yang tiba tiba ada dan dilakoni. Semua melalui proses kajian dan analisis yang Panjang.


Bukti keputusan politik ini begitu matang, ketua DPC PKB pun dia lepaskan demi mengakomodir keinginan masyarakatnya yang mendorong untuk berkontestasi melalui jalur dukungan rakyat atau jalur independen tidak peduli akan sanksi dari partai terhadap dirinya asalkan basri rase tidak mengecewakan 16.000 lebih dukungan masyarakat Kota Bontang yang menginignkan maju untuk dua periode.


Ketika berkaca pada pemilihan Walikota 2020 kemenangan Basri Najirah dengan mengantongi 45.164 suara maka dengan bermodalkan 16.000 lebih dukungan saat ini sisah mencari 29.000 lebih suara dukungan untuk bisa memenangkan kontestasi pilkada 2024, itu ketika pasangan yang berkonteatasi hanya 2 pasangan calon.


Berbeda ketika pasangan calon yang berkontestasi itu lebih dari dua paangan, maka akan lebih memudahkan lagi pasangan perseorangan Basri-Chusnul memenangkan kontestasi, melihat dinamika politik saat ini, sangat memungkinkan akan ada 3 pasangan calon.


Peta politik diatas meskipun sangat menguntungkan bagi pasangan Basri-Chusnul, namun tidak serta merta berdiam dan tidak melakukan apa apa, Basri-Chusnul  tetap melakukan pendekatan terhadap pemilih, karena membangun sebuah kemistri (persaan saling terhubung) antar yang dipimpin dengan yang memimpin itu penting dalam sebuah kelompok baik itu kelompok kecil maupun besar sekalipun termasuk pemimpin Kepala Daerah dan rakyatnya.

 

0 comments:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahakn Kembali Dengan Sajian Opini Terbaru Narasi Muqrim